Blogger news

Loading

free all operator

Minggu, 16 Desember 2012

Geopolitik Indonesia




BAB I
PENDAHULUAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dibandingkan dengan Negara – Negara lain , yang terbentang mulai dari sabang sampai marauke . Diapit oleh dua benua dan dua samudera yang memiliki 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau ini memang Negara yang akan kekayaan daerahnya , lebih dari 300 suku tinggal di Indonesia mulai dari pelosok daerah hingga perkotaan yang sekarang mulai tertinggal oleh zaman dan digantikan dengan budaya barat . Hal ini juga memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia itu terdiri dari banyak suku bangsa yang multikultural (memiliki banyak suku) , mempunyai bahasa yang berbeda-beda, kebiasaan dan adat istiadat yang berbeda, kepercayaan yang berbeda, kesenian, ilmu pengetahuan, mata pencaharian dan cara berpikir yang berbeda-beda . Pada zaman dahulu Negara Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang merdeka dari semua penjajahan yang terjadi, Indonesia harus mempunyai wilayah, penduduk dan pemerintah.
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasa Yunani politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya urusan. Geopolitik biasa juga di sebut dengan wawasan nusantara.Wawasan nusantara dibentuk dan dijiwai oleh geopol. Geopol adalah ilmu pengelolaan negara yang menitikberatkan pada keadaan geografis. Geopol selalu berkaitan dengan kekuasaan an kekuatan yang mengangkat paham atau mempertahankan paham yang dianut oleh suatu bangsa atau negara demi menjaga persatuan dan kesatuan.

Dalam paper ini akan dibahas lebih lanjut mengenai konsep geopolitik dari Daoed Joesoef dan aplikasi pada aspek-aspek geopolitik.






BAB II
PEMBAHASAN
Ringkasan pemikiran geopolitik Daoed Joesoef
Menurut Daoed Joesoef, kita harus berusaha agar bangsa indonesia bosa terus survive sampai kiamat dan harus selalu mewujdkan kedamaian. Bersamaan dengan itu kita harus pula mengukuhkan kesintasan dan kekuatan, dua sisi dari kebajikan nasional, yaitu kepastian eksistensi Negara-Bangsa Indonesia. Berarti kita perlu menyadari kondisi keberadaan Indonesia di bumi.
Negara maritim
Permukaan wilayah Indonesi dikenal dengan sebutan archipelago atau gugusan pulau. Gugusan pulau memberikan gambaran ”pulau-pulau yang dikelilingi air”, padahal sejatinya adalah ”perairan yang bertaburkan pulau-pulau”. Sebutan ”tanah air” oleh nenek moyang kita bagi bumi Indonesia, yang dikukuhkan oleh Sumpah Pemuda 1928, tepat sekali mengingat luas lautan merupakan 75 persen dari keseluruhan wilayah nasional kita. Jadi, Indonesia setepatnya bukan ”negara kepulauan”, tetapi ”negara maritim”.
Nenek moyang kita telah menunjukkan budaya maritim, yaitu pada masa sriwijaya dan majapahit yang kekuatan armada darat dan launtnya sangat kuat. Selain itu juga pada masa kerajaan aceh yang telah membentuk armada perang sebanyak seratus kapal. Di bawah pimpinan Laksamana Malahayati, seorang perempuan. Namun pada saat belanda mulai menguasai Indonesia, dengan politik divide et impera,yang melarang bangsa pribumi mengadakan hubungan niaga dengan bangsa lain dengan jalur laut, kecuali hanya dengan belanda. Belanda juga menutup akses pemuda terpelajar kita ke pendidikan perang maritim modern. Hingga saat runtuhnya kerajaan Belanda oleh serbuan Nazi-Jerman tahun 1941, Akademi Angkatan Lautnya (Den Helder) tetap menolak kadet asal Indonesia, padahal Akademi Angkatan Daratnya (Breda) sudah lama bersedia menerima.
Membangkitkan Batam terendam
PM Djuanda membuat Deklarasi Wawasan Nusantara pada 13 Desember 1957 dan mulai memperjuangkan di forum internasional asas ”archipelago Indonesia” bersendikan Konvensi PBB 1958 tentang batas landas kontinen melalui the United Nations Convention on the Law of the Sea(UNCLOS). Di pembukaan Munas Maritim 1963 Bung Karno menegaskan lagi bahwa kita tidak bisa menjadi kuat, sentosa dan sejahtera selama kita tidak kembali menjadi bangsa bahari seperti masa dahulu.
Baru di tahun 1982 UNCLOS mengakui kepemilikan laut Indonesia seluas 5,8 juta kilometer persegi—sekitar 75 persen dari luas total wilayah nasional—yang terdiri atas wilayah teritorial seluas 3,2 juta kilometer persegi dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2,7 kilometer persegi. Walaupun ketentuan internasional sudah diratifikasi dan mulai berlaku tahun 1994, sekitar 70 persen ZEE Indonesia belum disepakati negara-negara tetangga. Persepakatan di meja perundingan sulit dicapai berhubung pemerintah kita sendiri kurang serius dan lawan berunding tahu persis Indonesia tidak memiliki kekuatan laut riil sebagai pendukung perundingan.
Benua ke enam
Indonesia yang luas wilayahnya 75% berupa lautan, sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi negara maju yang memusatka pembangunannya pada laut/air. . Laut kini dijuluki ”benua keenam” karena mengandung aneka kekayaan, bahan baku industrial, yang terdapat di dalam air laut, terletak di dasar laut, dan terkandung di dalam tanah di bawah laut. Dibawah permukaan laut indonesia menyimpan  oksigen dan hidrogen garam, bromium, litium, yodium, titanium, uranium, perak dan emas.
Indonesia sebenarnya punya banyak peluang menyempurnakan nasib ketahanan nasional yang mantap. Untuk tujuan wajar itu, selain harus berusaha menguasai aneka kemampuan teknologis, kita perlu pula menetapkan landasan politik kebumian yang kukuh dan relevan dengan perkembangan bangsa-bangsa di sekitar kita di kawasan Pasifik. Terdapat dua unsur yang ditawarka dalam geopolitik yaitu ruang hidup dan posisi.
Area total dari kawasan ini adalah yang terluas dari semua area geografis di dunia. Namun, permukaan tanah (pulau) yang ada di situ tergolong yang terkecil, sementara yang terbesar di antaranya adalah tanah (pulau) Papua Barat dan Timur. Kawasan yang sangat terpecah-belah dalam term kebangsaan ini terdiri atas tiga daerah budaya: Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia. Jika dikawasan pasifik yang paling bergejolak adalah kawasan laut china selatan yang bertebaran pulau-pulau yang kaya akan sumber alamnya dan banyak negara mengklaim atas kepemilikannya, Bila demikian, Papua dan Maluku serta perairannya masing-masing merupakan ruang hidup terdepan Indonesia yang paling rawan terhadap gejolak di Laut China Selatan sekaligus unsur konstitutif yang sangat menentukan derajat ketahanan nasional. Dalam imajinasi geopolitik Indonesia, Papua dan Maluku berperan bagi ”jantung” Tanah Air, sementara pusat massa air arsipel Indonesia dan kepulauan Sunda Besar dan Sunda Kecil yang tersebar di situ menjadi ”arteri”. Dengan begitu, maksim geopolitik Indonesia berbunyi: siapa yang ”menguasai” jantung arsipel Indonesia akan menguasai arterinya dan siapa yang ”menguasai” arteri akan berdaulat atas keseluruhan Negara-Bangsa Indonesia.
Rekonseptualisasi Geopolitik
Geopolitik adalah istilah yag pertama kali dikemukakan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik. Sebagai ilmu, geopolitik mempelajari fenomena-fenomena politik dari aspek geografi. Bahwa politik suatu negara dipengaruhi oleh konstelasi (kumpulan orang, sifat, atau benda yg berhubungan dengan politik) geografi negara yang bersangkutan.  Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dari aspek geografi dalam menentukan kebijakan nasional untuk mewujudkan suatu tujuan. Prinsip-prinsip geopolitik suatu negara dapat menjadi dasar bagi perkembangan wawasan nasional bangsa itu. Frederich ratzel berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang hidup. Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa). Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme yeng memerlukan ruang hidup yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas ruang hidup, maka negara akan semakin bertahan, kuat dan maju. Oleh karena itu, jika negara ingin tetap hidup dan berkembang, butuh ekspansi (perluasan wilayah).
Berbeda dengan Ratzel, Rudolf Kjellen (1864-1922) menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu organisme, bukan hanya mirip. Negara adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik, dan krato politik. Negara sebagai organisme yang hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi. Paham ekspansionisme dikembangkan. Batas negara bersifat sementara karena bisa diperluas. Strategi yang dilakukan adalah membangun kekuatan darat yang dilanajutkan kekuatan laut.
Dari kedua pemikiran ahli tersebut, keduanya sepakat terhadap paham ekspansi atau perluasan wilayah untuk kelangsungan hidup rakyatnya. Namun perbedaan dari keduanya yaitu pada konsep organismenya. Apabila ratzel mengatakan negara seperti organisme, namun Rudolf Kjellen menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah organisme.
Dapat ditarik kesimpulan dari kedua pemikiran tokoh tersebut, bahwa dalam geopolitik terdapat beberapa unsur yaitu ruang hidup dan rakyat atau masyarakat. Apabila rakyat dari suatu negara semakin bertambah, maka ruang hidup harus ditambah pula. Itulah sebabnya menurut Kjellen batas negara itu bersifat sementara. Ruang hidup inilah yang mempengaruhi kondisi geografis suatu negara dan menjadi landasan geopolitik  suatu negara termasuk indonesia. Namun dari pemikira kedua ahli diatas, paham ekspansionisme rasanya tidak harus dikembangkan di indonesia mengingat luas wilayah indonesia yang sangat luas. Yang dibutuhkan yaitu malah pemerataan pembangunan. Karena yang kita lihat saat ini, bangsa indonesia kurang serius merawat pulau-pulau yang dimiliki sehingga terdapat pulau yang malah lepas dari kedaulatan indonesia seperti pulau sipadan ligitan. Jadi yang harus dimaksimalkan yaitu pemertaan pembangunannya, tidak hanya terpusat pada daerah-daerah barat (jawa).
Menurut Daoed Joesoef, siapa yang ”menguasai” jantung arsipel Indonesia akan menguasai arterinya dan siapa yang ”menguasai” arteri akan berdaulat atas keseluruhan Negara-Bangsa Indonesia. Dari pernyataan ini, yang dapat saya simpulkan berkaitan dengan geopolitik yaitu penyelenggaraan negara harus didasarkan pada pemaksimalan daerah-daerah yang disebut sebagai jantung indonesia tersebut yakni papua dan maluku yang menjadi ruang hidup terdepan bangsa indonesia. Negara tidak hanya memikirkan daerah-daerah barat saja yang malah melupakan kawasan timur yang sebenarnya malah menjadi ruang hidup terbesar indonesia.
Untuk Indonesia, orang yang pertama kali mengkaitkan geopolitik dengan bangsa Indonesia adalah Ir. Soekarno dalam pidatonya dihadapan sidang BPUPKI tanggal  1juni 1945. Berdasarkan pidato tersebut dan berdasarkan geopolitik, wilayah indonesia adalah satu kesatuan wilayah dari sabang sampai merauke yang terletak diantara dua samudra dan dua benua. Prinsip geopolitik indonesia yaitu tidak menambah wilayah ruang hidup. Kesepakatan para pendiri bangsa indonesia yaitu wilayah indonesia adalah wilayah bekas jajahan belanda.
Konsepesi wawasan nusantara dibangun atas geopolitik bangsa indonesia. Bangsa indonesia memiliki pandangan sendiri mengenai wilayah yang dikaitkan dengan politik/kekuasaan. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik bangsa indonesia. Wawasan nusantara dapat dikatakan sebagai penerapan teori geopolitik dari bangsa indonesia.


Aplikasi geopolitik
Daoed joesoef dalam pemikirannya menyebutkan siapa yang ”menguasai” jantung arsipel Indonesia akan menguasai arterinya dan siapa yang ”menguasai” arteri akan berdaulat atas keseluruhan Negara-Bangsa Indonesia. Arsipel yang dimaksud disini yaitu gugusan kepulauan yang mana kalimat ini berarti ruang hidup dari wilayah Indonesia. Dari pernyataan tersebut, dapat saya masukkan ke dalam aspek geopolitik yang pertama, yaitu aspek lingkungan alam (bentuk pulau). Hal ini didasarkan pada pernyataan Daped Joesoef yaitu:
  • Penyebutan negara maritim
Gugusan pulau memberikan gambaran ”pulau-pulau yang dikelilingi air”, padahal sejatinya adalah ”perairan yang bertaburkan pulau-pulau”. Sebutan ”tanah air” oleh nenek moyang kita bagi bumi Indonesia, yang dikukuhkan oleh Sumpah Pemuda 1928, tepat sekali mengingat luas lautan merupakan 75 persen dari keseluruhan wilayah nasional kita. Jadi, Indonesia setepatnya bukan ”negara kepulauan”, tetapi ”negara maritim”.
  • Pembangunan laut nusantara
Di pembukaan Munas Maritim 1963 Bung Karno menegaskan lagi bahwa kita tidak bisa menjadi kuat, sentosa dan sejahtera selama kita tidak kembali menjadi bangsa bahari seperti masa dahulu. kepemilikan laut Indonesia seluas 5,8 juta kilometer persegi—sekitar 75 persen dari luas total wilayah nasional—yang terdiri atas wilayah teritorial seluas 3,2 juta kilometer persegi dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2,7 kilometer persegi. Walaupun ketentuan internasional sudah diratifikasi dan mulai berlaku tahun 1994, sekitar 70 persen ZEE Indonesia belum disepakati negara-negara tetangga.
  • Potensi laut nasional
Perairan ZEE indonesia sudah berpotensi menghasilkan kira-kira 6,7 juta ton ikan per tahun. Belum lagi laut nasional yang seluas 75 persen dari seluruh permukaan wilayah nasional. Dengan ini indonesia berarti dianugerahi sebagian penting dari laut dunia yang volumenya sebesar 18 kali dari tanah yang ada di permukaan air. Laut kini dijuluki ”benua keenam” karena mengandung aneka kekayaan, bahan baku industrial, yang terdapat di dalam air laut, terletak di dasar laut, dan terkandung di dalam tanah di bawah laut.
Di setiap satu kilometer kubik air laut, selain mengandung oksigen dan hidrogen, terdapat pula 35 juta ton garam, 66.000 ton bromium, 200 ton litium, 50 ton yodium, satu ton titanium, uranium, perak dan emas. Di dasar laut ada bungkalan- bungkalan sebesar kentang yang mengandung mangan, besi, nikel, tembaga, kobalt, titanium, dan vanadium. Di dasar Samudra Pasifik sebelah selatan terdapat tumpukan gumpalan semacam ini sejumlah 200 miliar ton di samping bahan-bahan fosfor. Adapun bumi di bawah permukaan laut mengandung minyak dan gas.
  • Ruang hidup papua dan maluku
Dalam imajinasi geopolitik Indonesia, Papua dan Maluku berperan bagi ”jantung” Tanah Air, sementara pusat massa air arsipel Indonesia dan kepulauan Sunda Besar dan Sunda Kecil yang tersebar di situ menjadi ”arteri”.













BAB III
PENUTUP
Geopolitik adalah ilmu penyelenggaraan  negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-maslah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Menurut daoed joesoef, geopolitik indonesia didasarkan paada penguasaan jantung tanah air. Yang mana pada saat jantung tanah air telah dikuasai, maka aka menguasai arteri. Dan artinya apabila telah menguasai arteri indonesia maka akan berdaulat atas keseluruhan negara indonesia.
Beberapa ahli geopolitik seperti Frederich ratzel menyatakan bahwa negara seperti suatu organisme yang membutuhkan ruang hidup untuk melanjutkan kehidupannya dan membutuhkan ekspansi. Namun, berbeda dengan kjellen yang menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah organisme dan juag membutuhkan ekspansi.
Namun pada geopoltik indonesia tidak membutuhkan ekspansi, karena pendiri bangsa indonesia bersepakat bahwa wilayah indonesia adalah wilayah bekas jajahan belanda. Yang berarti tidak lagi membutuhakn perluasan wilayah.
Selanjutnya dari pemikiran daoed joesoef mengenai geopolitik dapat di golongkan kedalam aspek lingkungan alam karena didasarkan pada pemikirannya yang berupa penyebutan negara maritim, pembangunan laut nasional, potensi laut nusantara dan papua maluku yang menjadi ruang hidup utama negara indonesia.









Daftar pustaka
Winarno, 2008. Paradigma baru pendidikan kewarganegaraan, jakarta: Bumi aksara.
http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia, diakses tanggal 13 desember 2012







0 komentar:

Posting Komentar