BAB I
PENDAHULUAN
Negara
Kesatuan Republik Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dibandingkan
dengan Negara – Negara lain , yang terbentang mulai dari sabang sampai marauke
. Diapit oleh dua benua dan dua samudera yang memiliki 2 musim yaitu musim
penghujan dan musim kemarau ini memang Negara yang akan kekayaan daerahnya ,
lebih dari 300 suku tinggal di Indonesia mulai dari pelosok daerah hingga
perkotaan yang sekarang mulai tertinggal oleh zaman dan digantikan dengan
budaya barat . Hal ini juga memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia itu terdiri
dari banyak suku bangsa yang multikultural (memiliki banyak suku) , mempunyai
bahasa yang berbeda-beda, kebiasaan dan adat istiadat yang berbeda, kepercayaan
yang berbeda, kesenian, ilmu pengetahuan, mata pencaharian dan cara berpikir
yang berbeda-beda . Pada zaman dahulu Negara Indonesia untuk menjadi sebuah
negara yang merdeka dari semua penjajahan yang terjadi, Indonesia harus
mempunyai wilayah, penduduk dan pemerintah.
Geopolitik berasal dari kata geo
dan politik.
Geo berarti bumi
dan politik berasal dari bahasa Yunani politeia.
Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya
urusan. Geopolitik biasa juga di sebut dengan wawasan nusantara.Wawasan
nusantara dibentuk dan dijiwai oleh geopol. Geopol adalah ilmu pengelolaan
negara yang menitikberatkan pada keadaan geografis. Geopol selalu berkaitan
dengan kekuasaan an kekuatan yang mengangkat paham atau mempertahankan paham
yang dianut oleh suatu bangsa atau negara demi menjaga persatuan dan kesatuan.
Dalam
paper ini akan dibahas lebih lanjut mengenai konsep geopolitik dari Daoed
Joesoef dan aplikasi pada aspek-aspek geopolitik.
BAB II
PEMBAHASAN
Ringkasan pemikiran geopolitik Daoed
Joesoef
Menurut
Daoed Joesoef, kita harus berusaha agar bangsa indonesia bosa terus survive
sampai kiamat dan harus selalu mewujdkan kedamaian. Bersamaan dengan itu
kita harus pula mengukuhkan kesintasan dan kekuatan, dua sisi dari kebajikan
nasional, yaitu kepastian eksistensi Negara-Bangsa Indonesia. Berarti kita
perlu menyadari kondisi keberadaan Indonesia di bumi.
Negara maritim
Permukaan wilayah
Indonesi dikenal dengan sebutan archipelago atau gugusan pulau. Gugusan pulau
memberikan gambaran ”pulau-pulau yang dikelilingi air”, padahal sejatinya
adalah ”perairan yang bertaburkan pulau-pulau”. Sebutan ”tanah air” oleh nenek
moyang kita bagi bumi Indonesia, yang dikukuhkan oleh Sumpah Pemuda 1928, tepat
sekali mengingat luas lautan merupakan 75 persen dari keseluruhan wilayah
nasional kita. Jadi, Indonesia setepatnya bukan ”negara kepulauan”, tetapi
”negara maritim”.
Nenek moyang kita telah
menunjukkan budaya maritim, yaitu pada masa sriwijaya dan majapahit yang
kekuatan armada darat dan launtnya sangat kuat. Selain itu juga pada masa
kerajaan aceh yang telah membentuk armada perang sebanyak seratus kapal. Di
bawah pimpinan Laksamana Malahayati, seorang perempuan. Namun pada saat belanda
mulai menguasai Indonesia, dengan politik divide et impera,yang melarang bangsa
pribumi mengadakan hubungan niaga dengan bangsa lain dengan jalur laut, kecuali
hanya dengan belanda. Belanda juga menutup akses pemuda terpelajar kita ke
pendidikan perang maritim modern. Hingga saat runtuhnya kerajaan Belanda oleh
serbuan Nazi-Jerman tahun 1941, Akademi Angkatan Lautnya (Den Helder) tetap
menolak kadet asal Indonesia, padahal Akademi Angkatan Daratnya (Breda) sudah
lama bersedia menerima.
Membangkitkan Batam
terendam
PM Djuanda membuat
Deklarasi Wawasan Nusantara pada 13 Desember 1957 dan mulai memperjuangkan di
forum internasional asas ”archipelago Indonesia” bersendikan Konvensi PBB 1958
tentang batas landas kontinen melalui the United Nations Convention on
the Law of the Sea(UNCLOS). Di pembukaan Munas Maritim 1963 Bung Karno
menegaskan lagi bahwa kita tidak bisa menjadi kuat, sentosa dan sejahtera
selama kita tidak kembali menjadi bangsa bahari seperti masa dahulu.
Baru di tahun 1982
UNCLOS mengakui kepemilikan laut Indonesia seluas 5,8 juta kilometer
persegi—sekitar 75 persen dari luas total wilayah nasional—yang terdiri atas
wilayah teritorial seluas 3,2 juta kilometer persegi dan Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) seluas 2,7 kilometer persegi. Walaupun ketentuan internasional sudah
diratifikasi dan mulai berlaku tahun 1994, sekitar 70 persen ZEE Indonesia
belum disepakati negara-negara tetangga. Persepakatan di meja perundingan sulit
dicapai berhubung pemerintah kita sendiri kurang serius dan lawan berunding
tahu persis Indonesia tidak memiliki kekuatan laut riil sebagai pendukung
perundingan.
Benua ke enam
Indonesia yang luas
wilayahnya 75% berupa lautan, sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi
negara maju yang memusatka pembangunannya pada laut/air. . Laut kini dijuluki
”benua keenam” karena mengandung aneka kekayaan, bahan baku industrial, yang
terdapat di dalam air laut, terletak di dasar laut, dan terkandung di dalam
tanah di bawah laut. Dibawah permukaan laut indonesia menyimpan oksigen dan hidrogen garam, bromium, litium,
yodium, titanium, uranium, perak dan emas.
Indonesia sebenarnya
punya banyak peluang menyempurnakan nasib ketahanan nasional yang mantap. Untuk
tujuan wajar itu, selain harus berusaha menguasai aneka kemampuan teknologis,
kita perlu pula menetapkan landasan politik kebumian yang kukuh dan relevan
dengan perkembangan bangsa-bangsa di sekitar kita di kawasan Pasifik. Terdapat
dua unsur yang ditawarka dalam geopolitik yaitu ruang hidup dan posisi.
Area total dari kawasan
ini adalah yang terluas dari semua area geografis di dunia. Namun, permukaan tanah
(pulau) yang ada di situ tergolong yang terkecil, sementara yang terbesar di
antaranya adalah tanah (pulau) Papua Barat dan Timur. Kawasan yang sangat
terpecah-belah dalam term kebangsaan ini terdiri atas tiga daerah budaya:
Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia. Jika dikawasan pasifik yang paling
bergejolak adalah kawasan laut china selatan yang bertebaran pulau-pulau yang
kaya akan sumber alamnya dan banyak negara mengklaim atas kepemilikannya, Bila
demikian, Papua dan Maluku serta perairannya masing-masing merupakan ruang
hidup terdepan Indonesia yang paling rawan terhadap gejolak di Laut China
Selatan sekaligus unsur konstitutif yang sangat menentukan derajat ketahanan
nasional. Dalam imajinasi geopolitik Indonesia, Papua dan Maluku berperan bagi
”jantung” Tanah Air, sementara pusat massa air arsipel Indonesia dan kepulauan
Sunda Besar dan Sunda Kecil yang tersebar di situ menjadi ”arteri”. Dengan
begitu, maksim geopolitik Indonesia berbunyi: siapa yang ”menguasai” jantung
arsipel Indonesia akan menguasai arterinya dan siapa yang ”menguasai” arteri
akan berdaulat atas keseluruhan Negara-Bangsa Indonesia.
Rekonseptualisasi Geopolitik
Geopolitik adalah
istilah yag pertama kali dikemukakan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi
politik. Sebagai ilmu, geopolitik mempelajari fenomena-fenomena politik dari
aspek geografi. Bahwa politik suatu negara dipengaruhi oleh konstelasi (kumpulan orang, sifat, atau benda yg berhubungan
dengan politik) geografi negara yang bersangkutan. Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dari
aspek geografi dalam menentukan kebijakan nasional untuk mewujudkan suatu
tujuan. Prinsip-prinsip geopolitik suatu negara dapat menjadi dasar bagi
perkembangan wawasan nasional bangsa itu. Frederich ratzel berpendapat bahwa
negara itu seperti organisme yang hidup. Negara identik dengan ruang yang
ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa). Pertumbuhan negara mirip dengan
pertumbuhan organisme yeng memerlukan ruang hidup yang cukup agar dapat tumbuh
dengan subur. Makin luas ruang hidup, maka negara akan semakin bertahan, kuat
dan maju. Oleh karena itu, jika negara ingin tetap hidup dan berkembang, butuh
ekspansi (perluasan wilayah).
Berbeda dengan Ratzel, Rudolf Kjellen (1864-1922)
menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu organisme, bukan hanya mirip.
Negara adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh yang meliputi bidang
geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik, dan krato politik.
Negara sebagai organisme yang hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan
dan mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi. Paham ekspansionisme
dikembangkan. Batas negara bersifat sementara karena bisa diperluas. Strategi
yang dilakukan adalah membangun kekuatan darat yang dilanajutkan kekuatan laut.
Dari kedua pemikiran ahli tersebut, keduanya sepakat
terhadap paham ekspansi atau perluasan wilayah untuk kelangsungan hidup
rakyatnya. Namun perbedaan dari keduanya yaitu pada konsep organismenya.
Apabila ratzel mengatakan negara seperti organisme, namun Rudolf Kjellen
menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah organisme.
Dapat ditarik kesimpulan dari kedua pemikiran tokoh
tersebut, bahwa dalam geopolitik terdapat beberapa unsur yaitu ruang hidup dan
rakyat atau masyarakat. Apabila rakyat dari suatu negara semakin bertambah,
maka ruang hidup harus ditambah pula. Itulah sebabnya menurut Kjellen batas
negara itu bersifat sementara. Ruang hidup inilah yang mempengaruhi kondisi
geografis suatu negara dan menjadi landasan geopolitik suatu negara termasuk indonesia. Namun dari
pemikira kedua ahli diatas, paham ekspansionisme rasanya tidak harus
dikembangkan di indonesia mengingat luas wilayah indonesia yang sangat luas.
Yang dibutuhkan yaitu malah pemerataan pembangunan. Karena yang kita lihat saat
ini, bangsa indonesia kurang serius merawat pulau-pulau yang dimiliki sehingga
terdapat pulau yang malah lepas dari kedaulatan indonesia seperti pulau sipadan
ligitan. Jadi yang harus dimaksimalkan yaitu pemertaan pembangunannya, tidak
hanya terpusat pada daerah-daerah barat (jawa).
Menurut Daoed Joesoef, siapa yang ”menguasai” jantung arsipel Indonesia
akan menguasai arterinya dan siapa yang ”menguasai” arteri akan berdaulat atas
keseluruhan Negara-Bangsa Indonesia. Dari pernyataan ini, yang dapat saya
simpulkan berkaitan dengan geopolitik yaitu penyelenggaraan negara harus didasarkan
pada pemaksimalan daerah-daerah yang disebut sebagai jantung indonesia tersebut
yakni papua dan maluku yang menjadi ruang hidup terdepan bangsa indonesia.
Negara tidak hanya memikirkan daerah-daerah barat saja yang malah melupakan
kawasan timur yang sebenarnya malah menjadi ruang hidup terbesar indonesia.
Untuk Indonesia, orang yang pertama kali mengkaitkan
geopolitik dengan bangsa Indonesia adalah Ir. Soekarno dalam pidatonya
dihadapan sidang BPUPKI tanggal 1juni 1945.
Berdasarkan pidato tersebut dan berdasarkan geopolitik, wilayah indonesia adalah
satu kesatuan wilayah dari sabang sampai merauke yang terletak diantara dua
samudra dan dua benua. Prinsip geopolitik indonesia yaitu tidak menambah
wilayah ruang hidup. Kesepakatan para pendiri bangsa indonesia yaitu wilayah
indonesia adalah wilayah bekas jajahan belanda.
Konsepesi wawasan nusantara dibangun atas geopolitik
bangsa indonesia. Bangsa indonesia memiliki pandangan sendiri mengenai wilayah
yang dikaitkan dengan politik/kekuasaan. Wawasan nusantara sebagai wawasan
nasional dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik bangsa
indonesia. Wawasan nusantara dapat dikatakan sebagai penerapan teori geopolitik
dari bangsa indonesia.
Aplikasi geopolitik
Daoed
joesoef dalam pemikirannya menyebutkan siapa yang ”menguasai” jantung arsipel Indonesia
akan menguasai arterinya dan siapa yang ”menguasai” arteri akan berdaulat atas
keseluruhan Negara-Bangsa Indonesia. Arsipel yang dimaksud disini yaitu gugusan
kepulauan yang mana kalimat ini berarti ruang hidup dari wilayah Indonesia.
Dari pernyataan tersebut, dapat saya masukkan ke dalam aspek geopolitik yang
pertama, yaitu aspek lingkungan alam
(bentuk pulau). Hal ini didasarkan pada pernyataan Daped Joesoef yaitu:
- Penyebutan negara maritim
Gugusan pulau memberikan
gambaran ”pulau-pulau yang dikelilingi air”, padahal sejatinya adalah ”perairan
yang bertaburkan pulau-pulau”. Sebutan ”tanah air” oleh nenek moyang kita bagi
bumi Indonesia, yang dikukuhkan oleh Sumpah Pemuda 1928, tepat sekali mengingat
luas lautan merupakan 75 persen dari keseluruhan wilayah nasional kita. Jadi,
Indonesia setepatnya bukan ”negara kepulauan”, tetapi ”negara maritim”.
- Pembangunan laut nusantara
Di pembukaan Munas
Maritim 1963 Bung Karno menegaskan lagi bahwa kita tidak bisa menjadi kuat,
sentosa dan sejahtera selama kita tidak kembali menjadi bangsa bahari seperti
masa dahulu. kepemilikan laut Indonesia seluas 5,8 juta kilometer
persegi—sekitar 75 persen dari luas total wilayah nasional—yang terdiri atas
wilayah teritorial seluas 3,2 juta kilometer persegi dan Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) seluas 2,7 kilometer persegi. Walaupun ketentuan internasional sudah
diratifikasi dan mulai berlaku tahun 1994, sekitar 70 persen ZEE Indonesia
belum disepakati negara-negara tetangga.
- Potensi laut nasional
Perairan ZEE indonesia
sudah berpotensi menghasilkan kira-kira 6,7 juta ton ikan per tahun. Belum lagi
laut nasional yang seluas 75 persen dari seluruh permukaan wilayah nasional.
Dengan ini indonesia berarti dianugerahi sebagian penting dari laut dunia yang
volumenya sebesar 18 kali dari tanah yang ada di permukaan air. Laut kini
dijuluki ”benua keenam” karena mengandung aneka kekayaan, bahan baku
industrial, yang terdapat di dalam air laut, terletak di dasar laut, dan
terkandung di dalam tanah di bawah laut.
Di setiap satu kilometer
kubik air laut, selain mengandung oksigen dan hidrogen, terdapat pula 35 juta
ton garam, 66.000 ton bromium, 200 ton litium, 50 ton yodium, satu ton
titanium, uranium, perak dan emas. Di dasar laut ada bungkalan- bungkalan
sebesar kentang yang mengandung mangan, besi, nikel, tembaga, kobalt, titanium,
dan vanadium. Di dasar Samudra Pasifik sebelah selatan terdapat tumpukan
gumpalan semacam ini sejumlah 200 miliar ton di samping bahan-bahan fosfor.
Adapun bumi di bawah permukaan laut mengandung minyak dan gas.
- Ruang hidup papua dan maluku
Dalam imajinasi
geopolitik Indonesia, Papua dan Maluku berperan bagi ”jantung” Tanah Air,
sementara pusat massa air arsipel Indonesia dan kepulauan Sunda Besar dan Sunda
Kecil yang tersebar di situ menjadi ”arteri”.
BAB III
PENUTUP
Geopolitik adalah ilmu
penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-maslah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa. Menurut daoed joesoef, geopolitik indonesia didasarkan
paada penguasaan jantung tanah air. Yang mana pada saat jantung tanah air telah
dikuasai, maka aka menguasai arteri. Dan artinya apabila telah menguasai arteri
indonesia maka akan berdaulat atas keseluruhan negara indonesia.
Beberapa ahli geopolitik
seperti Frederich ratzel menyatakan bahwa negara seperti suatu organisme yang
membutuhkan ruang hidup untuk melanjutkan kehidupannya dan membutuhkan
ekspansi. Namun, berbeda dengan kjellen yang menyatakan dengan tegas bahwa
negara adalah organisme dan juag membutuhkan ekspansi.
Namun pada geopoltik
indonesia tidak membutuhkan ekspansi, karena pendiri bangsa indonesia
bersepakat bahwa wilayah indonesia adalah wilayah bekas jajahan belanda. Yang
berarti tidak lagi membutuhakn perluasan wilayah.
Selanjutnya dari
pemikiran daoed joesoef mengenai geopolitik dapat di golongkan kedalam aspek
lingkungan alam karena didasarkan pada pemikirannya yang berupa penyebutan
negara maritim, pembangunan laut nasional, potensi laut nusantara dan papua
maluku yang menjadi ruang hidup utama negara indonesia.
Daftar pustaka
Winarno, 2008. Paradigma baru pendidikan kewarganegaraan,
jakarta: Bumi aksara.
http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia,
diakses tanggal 13 desember 2012
http://www.sariyanta.com/kuliah/wawasan-nusantara-dan-geopolitik-indonesia/,
diakses tanggal 13 desember 2012
0 komentar:
Posting Komentar